Friday, June 12, 2009

Social's effect



Aku tidak tahu, kenapa aku menulis tulisan ini. Entah karena aku memang bener-bener ingin berbagi ilmu dengan pembaca, atau karena dorongan kekesalanku atas orang-orang yang pura-pura tidak sadar akan tanggungjawab mereka terhadap organisasi yang mereka emban atau bahkan mereka tidak tahu menahu.

Entahlah, aku tidak mau memusingkan niatku. Yang aku ingat aku hanya ingin menulis untuk mencurahkan semua isi hatiku.
Manusia diciptakan oleh Allah dengan berbagai macam problematikanya. Sehingga antara satu orang dengan lainnya pastilah berbeda. Oleh karena hal itu , maka pribadi satu orang dengan yang lain tidak akan mungkin sama.

Aku mungkin sudah melupakan hal itu. Namun demikian, perlulah diperhatikan yang namanya hidup tetaplah memiliki sebuah peraturan. Apalagi kalau sudah bersinggungan dengan orang lain (baca, sosial). Banyak hal yang perlu kita pertimbangkan sebelum kita melakukan atau memutuskan sesuatu, karena semua tindakan kita perlu dipertanggungjawabkan Seseorang tidak bisa berbuat semau dengkulnya sendiri tanpa menghiraukan akibat dan konsekuensi dari sikapnya itu.

Hak dan kewajiban, aku tidak ingin membahasnya secara detail. Alasannya term itu sudah sangat difahami dan sudah diluar kepala. Bahkan anak SD pun bisa dengan cekatan menjawab bila ditanya apa itu hak dan kewajiban. Namiun pada realitanya, masih banyak orang-orang yang belum bisa menerapkan dan mensinergiskan keduanya. Padahal antara hak dan kewajiban memiliki keterkaitan yang sangat erat. Seseorang belum bisa mendapatkan haknya bila kewajiban yang dia miliki beum ia selesaikan.
Seharusnya kita harus lebih memahami hak dan kewajiban dari pada anak SD dengan menafsirkannya pada praktek kehidupan yang nyata dengan cara yang bijaksana sesuai apa adanya hak dan kewajiban. Lebih-lebih ketika kita berada dalam sebuah organisasi sebagai miniature kehidupan bermasyarakat nantinya.

Banyak orang-orang yang saya temui sering mengkambing hitamkan perbedaan pribadi seseorang sebagai pembenaraan untuk mengacuhkan permasalahan orang-orang yang berleha-leha meningalkan kewajiban dan tanggung jawab mereka sehingga banyak yang dirugikan karena perbuatannya itu

Memang sangat sulit untuk mengaplikasikan kedua hal itu dalam kehidupan ini, karena kita hidup pada zaman yang tidak seimbang dan berhadapan dengan banyak kepentingan. Namun, bukankah hidup itu adalah sebuah piihan. Tuhan menciptakan dua jalan, baik dan buruk untuk menuju ridloNya. Kemudian tinggal manusianyalah (baca,kita) yang harus pintar memilih jalan mana yang harus kita tempuh untuk sampai pada keridloan Allah. Rasa egoisme mementingkan diri sendiri memang harus kita kesampingkan dan kita korbankan agar bisa mewujudkan impian kehidupan yang manis. Dan hanya dengan sikap saling menghormati dan menghargai orang lain hidup ini akan lebih indah dan damai.




2 comments:

  1. Kayaknnya lagi serius ne? lagi pek-sumpek ya koq bahasanya ungkapan kekecewaan? kalo boleh komen ya, Kecewa dan menyerah adalah hal yang biasa dan manusiawi. Akan tetapi, lapang dada dan pantang menyerah adalah hal yang luar biasa. Bergantung kita ingin menjadi yang biasa atau yang luar biasa. Cemberut dan mengerutkan kening ketika kecewa adalah biasa. Akan tatapi, tersenyum dan tetap bersahaja pada saat itu adalah hal yang luar biasa.

    Jadi mo pilih yang mana ne?

    Hidup di lingkungan yang panas akan membuat kita paham tentang arti kesejukan, sehingga kita akan berfikir bagaimana menciptakan kesejukan;
    Hidup di lingkungan yang keras akan membuat kita paham arti kelembutan, sehingga kita akan berfikir bagaimana berlaku lembut.
    Hidup di lingkungan orang-orang yang acuh tak acuh dan tidak bertanggungjawab membuat kita paham arti sebuah kepedulian dan tanggungjawab, sehingga kita akan melakukan hal yang berbeda dari lingkungan kita.
    Hidup di lingkungan orang yang egois, posesif dan mau menang sendiri akan membuat kita paham arti toleransi, sehingga kita akan bersikap lebih bijak dan toleran.

    Wa........kayaknya kebanyakan komennya......mendingan aq posting di blog-q sendiri ja.......hehehehe

    Terakhir......
    Lingkungan kita sudah didesain oleh Allah sedemikian rupa untuk melatih kita. Terkadang sesuatu yang kita benci ternyata ia adalah yang terbaik buat kita(QS.Al Baqarah:216)

    ReplyDelete
  2. Kayaknnya lagi serius ne? lagi pek-sumpek ya koq bahasanya ungkapan kekecewaan? kalo boleh komen ya, Kecewa dan menyerah adalah hal yang biasa dan manusiawi. Akan tetapi, lapang dada dan pantang menyerah adalah hal yang luar biasa. Bergantung kita ingin menjadi yang biasa atau yang luar biasa. Cemberut dan mengerutkan kening ketika kecewa adalah biasa. Akan tatapi, tersenyum dan tetap bersahaja pada saat itu adalah hal yang luar biasa.

    Jadi mo pilih yang mana ne?

    Hidup di lingkungan yang panas akan membuat kita paham tentang arti kesejukan, sehingga kita akan berfikir bagaimana menciptakan kesejukan;
    Hidup di lingkungan yang keras akan membuat kita paham arti kelembutan, sehingga kita akan berfikir bagaimana berlaku lembut.
    Hidup di lingkungan orang-orang yang acuh tak acuh dan tidak bertanggungjawab membuat kita paham arti sebuah kepedulian dan tanggungjawab, sehingga kita akan melakukan hal yang berbeda dari lingkungan kita.
    Hidup di lingkungan orang yang egois, posesif dan mau menang sendiri akan membuat kita paham arti toleransi, sehingga kita akan bersikap lebih bijak dan toleran.

    Wa........kayaknya kebanyakan komennya......mendingan aq posting di blog-q sendiri ja.......hehehehe

    Terakhir......
    Lingkungan kita sudah didesain oleh Allah sedemikian rupa untuk melatih kita. Terkadang sesuatu yang kita benci ternyata ia adalah yang terbaik buat kita(QS.Al Baqarah:216)

    ReplyDelete

b